Top News, Ketahuan Bohong Wisuda di Swiss, Kampus Pemberi Gelar ke Raffi Ahmad Diketawain Ernest Praksasa: Lebih Epik!
Pemberian gelar kehormatan Doktor Honoris Causa kepada Raffi Ahmad dibuntuti dengan kecurigaan publik atas UIPM (Universal Institute of Professional Management).
Meski memberikan keterangan sebagai insitusi pendidikan yang memberikan pengajaran secara online, unggahan-unggahan dari UIPM tetap dicurigai. Salah satu unggahan tersebut bahkan viral di platform X.
Ditelusuri Suara.com pada Rabu (2/10/2024), unggahan tersebut awalnya viral usai dibagikan oleh akun X @koninkrijck. Pada unggahan tersebut, warganet menguliti kecerobohan dari pihak UIPM yang diduga niatnya memamerkan pencapaian mereka.
UIPM diduga berniat menunjukkan momen wisuda yang digelar di luar negeri. Ada keterangan Geneva yang diketahui sebagai salah satu kota di negara Swiss.
"Graduation Ceremony of UIPM 29th May 2024 at UN Geneva," bunyi keterangan dalam unggahan tersebut.
Jika merujuk pada keterangan UN (United Nations) yang disertakan, penulisan kota Geneva memang bukan hal yang baru. Mengingat di kota tersebut, berdiri Markas Besar dari PBB (United Nations).
Sayang sekali, pihak UIPM kurang berhati-hati. Kejanggalan hingga sebuah kesalahan terpampang nyata dalam keterangan yang belum dihapus di bagian bawah foto.
Meski berwarna putih, tertulis bahwa foto tersebut tidak diambil di luar negeri. Justru tertulis keterangan Cileungsi, Kabupaten Bogor ditambah dengan tanggal lengkap dari pengambilan foto tersebut.
"Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, 2024-08-17, 12:04," bunyi keterangan yang ada di bagian bawah foto.
Selain dikulik oleh warganet, unggahan ini berhasil membuat komika Ernest Prakasa menjadi tertawa. Melalui cuitannya, Ernest menunjukkan reaksinya dengan singkat.
Hahahahahhahaha," tulist Ernest Prakasa.
Ernest juga membandingkan viralnya momen diduga UIPM ketahuan berbohong mengenai raihan mereka dengan kasus yang berbeda.
"Ini lebih epic daripada kemaren ada anak kost kegep budidaya lobster air tawar di dalem kamar," lanjut Ernest Prakasa.