Terkait dengan kejadian pesawat Batik Air yang mendarat miring di Bandara Soekarno-Hatta, penyebab utamanya sudah diungkap oleh pihak berwenang dan investigasi terkait. Berdasarkan laporan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan otoritas penerbangan setempat, berikut adalah beberapa faktor yang diduga menyebabkan insiden tersebut:
1. Kondisi Cuaca Buruk
Saat kejadian, kondisi cuaca di sekitar Bandara Soekarno-Hatta terbilang buruk, dengan angin kencang dan hujan deras yang membuat pesawat mengalami turbulensi saat akan mendarat. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam mempertahankan kontrol pesawat, terutama pada saat pendekatan akhir.
2. Teknik Pendaratan yang Tidak Sesuai
Investigasi juga menunjukkan bahwa teknik pendaratan yang dilakukan oleh pilot tidak sepenuhnya sesuai dengan prosedur yang disarankan. Ada indikasi bahwa pilot kesulitan dalam menyesuaikan sudut pendaratan yang optimal akibat gangguan cuaca, yang mengakibatkan pesawat mendarat dengan kemiringan tertentu. Pendaratan miring ini bisa terjadi ketika pesawat tidak dapat mengarahkan roda depan dengan tepat ke arah landasan.
3. Faktor Operasional dan Keputusan Pilot
Salah satu faktor yang juga disorot adalah keputusan operasional yang diambil oleh pilot. Ada kemungkinan bahwa pilot melakukan pendekatan dengan kecepatan yang tidak ideal atau dengan sudut pendaratan yang terlalu curam. Dalam beberapa kasus, jika kecepatan pesawat terlalu tinggi atau terlalu rendah, pesawat dapat mengalami kesulitan untuk menyentuh landasan secara rata.
4. Kesalahan Manuver dan Respon Darurat
Pada saat pesawat hampir menyentuh landasan, ada beberapa keputusan manuver yang dilakukan secara mendadak oleh pilot untuk mencoba menghindari dampak yang lebih parah. Sayangnya, manuver tersebut menyebabkan pesawat mendarat dengan kondisi miring, meskipun tidak ada kerusakan fatal atau korban jiwa.
5. Pemeriksaan Pesawat dan Faktor Teknis
Tim teknis juga melakukan pemeriksaan terhadap pesawat, meskipun tidak ditemukan kerusakan signifikan pada sistem pesawat yang bisa menyebabkan kecelakaan. Namun, tetap dilakukan evaluasi lebih lanjut terkait kinerja sistem autopilot dan sensor untuk memastikan bahwa tidak ada gangguan teknis yang menyebabkan kesalahan.
6. Tanggapan Darurat dan Evakuasi
Setelah mendarat, petugas bandara segera melakukan prosedur tanggap darurat dan evakuasi penumpang dengan aman. Beruntung, tidak ada korban jiwa meskipun situasi bisa saja lebih buruk.
Kesimpulan
Batik Air telah bekerja sama dengan otoritas yang berwenang dalam melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait insiden ini. Semua pihak berharap kejadian semacam ini bisa menjadi pembelajaran untuk meningkatkan prosedur keselamatan dan pelatihan pilot agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Apakah kamu ingin tahu lebih lanjut tentang proses investigasi atau apa saja langkah yang diambil setelah kejadian?