Gunung berapi Hayli Gubbi di Ethiopia Utara meletus pada Minggu (23/11/2025), menandai kejadian pertama setelah hampir 12.000 tahun, bersamaan dengan awal Holocene Epoch. Meskipun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, letusan ini menimbulkan kekacauan di desa-desa terpencil di distrik Afdera, menutupi rumah dan ternak warga dengan lapisan tebal abu vulkanik.
Citra satelit menunjukkan kolom abu pucat membubung hingga 14 kilometer ke langit, menyebar melintasi wilayah kering Ethiopia dan terbawa angin hingga India, Pakistan, dan China. Dampak jarak jauh ini menyebabkan pembatalan sejumlah penerbangan selama beberapa hari. Abedella Mussa, pejabat kesehatan distrik Afdera, menyatakan bahwa layanan medis telah dikirim untuk membantu warga yang terdampak.
Ethiopia merupakan salah satu wilayah dengan aktivitas vulkanik tinggi, dengan sekitar 50 gunung berapi aktif. Seismolog Atalay Ayele dari Addis Ababa University menyatakan bahwa setiap saat gunung berapi di wilayah ini dapat aktif atau menunjukkan manifestasi aktivitas. Beberapa hari sebelum letusan, penduduk lokal melaporkan melihat sedikit asap keluar dari Hayli Gubbi.
Selain Hayli Gubbi, aktivitas gunung berapi di Ethiopia tahun ini juga tercatat di Gunung Erta Ale, yang terkenal dengan danau lavanya, yang mengeluarkan awan hitam pekat pada pertengahan Juli 2025. Berdasarkan laporan terakhir pada Jumat (28/11/2025), aktivitas Letusan Hayli Gubbi telah mulai mereda, namun kolom abu vulkanik yang besar menjadi pengingat akan risiko geologis yang terus mengintai wilayah ini.
Letusan ini tidak hanya menimbulkan dampak lokal, tetapi juga menjadi peringatan bagi komunitas internasional tentang potensi gangguan transportasi dan lingkungan akibat abu vulkanik yang terbawa angin ribuan kilometer dari sumbernya.
