Prabowo: China Jadi Mitra Dagang Terbesar Indonesia, Nilai Perdagangan Sentuh USD 130 Miliar per Tahun
Jakarta – Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa Republik Rakyat Tiongkok (China) kini menjadi mitra dagang terbesar Indonesia, dengan nilai perdagangan tahunan yang mencapai sekitar USD 130 miliar. Pernyataan ini disampaikannya dalam rangka memperkuat hubungan bilateral dan kerja sama ekonomi antara kedua negara yang terus menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam kunjungannya ke China pada November 2024, Prabowo turut menyaksikan penandatanganan berbagai kesepakatan bisnis strategis senilai lebih dari USD 10 miliar. Kesepakatan tersebut mencakup sektor energi baru dan terbarukan, teknologi tinggi, serta pengembangan hilirisasi industri yang menjadi prioritas pembangunan ekonomi Indonesia.
Data perdagangan terkini menunjukkan bahwa pada Januari 2025, Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan China sebesar USD 3,45 miliar. Ekspor Indonesia ke China mencapai USD 4,57 miliar, sementara impor dari China sebesar USD 6,34 miliar. China kini menyumbang sekitar 22,4% dari total ekspor nonmigas Indonesia dan 40,9% dari total impor nonmigas, menjadikannya mitra dagang utama yang melampaui Amerika Serikat dan Jepang.
Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya juga menyampaikan bahwa nilai perdagangan Indonesia dan China telah melampaui Rp 2.000 triliun atau setara USD 130 miliar pada Oktober 2023. Angka ini mencerminkan eratnya hubungan ekonomi antara dua negara Asia tersebut, sekaligus menunjukkan potensi besar kerja sama strategis di masa depan.
Pemerintah Indonesia berharap hubungan dagang dengan China akan terus diperluas, tidak hanya dalam sektor perdagangan barang, tetapi juga dalam investasi, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia. Langkah ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional serta meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.
