Paus Fransiskus Pimpin Misa Akbar, Puluhan ribu umat Katolik hadiri di GBK
Misa Akbar ini ditutup pada 19.30 WIB dengan perkiraan pengunjung mencapai 90.000 orang.
Banyak umat yang khusus datang ke Jakarta demi mengikuti misa, namun tidak sedikit yang gagal mendapatkan tiket untuk mengikuti misa dari dalam stadion.
Mereka yang tidak bisa duduk dalam tetap antusias mengikuti ibadah dari area Plaza Timur, yang masih berada di dalam kawasan GBK.
Di sini, mereka bisa mengikuti ibadah melalui siaran langsung yang ditayangkan melalui videotron.
Salah satu umat yang datang menghadiri Misa Akbar adalah Reggie Belau, 40 tahun, yang mewakili Paroki St Misael Bilogai, Dekanat Moni Puncak, Kabupaten Intan Jaya, dan Keuskupan Timika.
Reggie menyebut sekitar 20 orang dari dekanatnya tiba di Jakarta demi berkesempatan bertemu Paus Fransiskus. Mereka, kata Reggie, berinisiatif untuk merogoh kocek sendiri demi mengarungi perjalanan meliputi pesawat perintis demi menuju Timika.
“Biayanya kurang lebih Rp20 juta per orang. Ada mama kandung juga kami antar. Sudah tua, umurnya 80 tahun,” ujar Reggie dengan nada riang kepada wartawan BBC News Indonesia, Hanna Azarya Samosir, di kompleks GBK pada Kamis (05/09).
Reggie menyebut kedatangan Paus Fransiskus patut disyukuri dan berharap kehadiran pemimpin umat Katolik itu dapat memberkati Indonesia, termasuk Papua.
“Harapan kami [...] khususnya Bapa Suci Paus bisa mendengarkan ungkapan hati masyarakat dan umat di Papua,” ujar Reggie yang mengaku sempat menyaksikan Paus Fransiskus di katedral Jakarta.
Reggie mengaku sempat mendengar soal adanya ritual Jalan Salib yang dilakoni sejumlah orang Papua pada Rabu (04/09). Reggie pun berharap Paus Fransiskus “bisa mengetahui semua yang terjadi di Papua” sehingga bisa “memberikan jalan yang terbaik” bagi orang-orang Papua agar dapat damai dan bersatu.
Selain Reggie, adalah pula Adelfina Agneta Bota yang datang dari Maumere, NTT.
Adelfina datang ke GBK bersama putranya; ibunya, Maria; dan kakaknya, Novi.
Adelfina tak menyangka bisa memberikan surat langsung ke Paus Fransiskus bahkan sebelum pemimpin tertinggi umat Katolik sampai di kompleks GBK. Paus juga memberikan rosario kepadanya.
“Puji Tuhan, tadi senang banget, bahagia banget. Saya dapat memberikan surat itu langsung ke tangan Bapa. Puji Tuhan dapat rosario,” ujar Adelfina kepada BBC News Indonesia pada Kamis (05/09).
Maria bercerita surat yang disampaikan ke Paus Fransiskus oleh cucunya itu berisikan doa perdamaian bagi dunia dan keluarga mereka. Dia bersyukur berkesempatan untuk mengikuti momen istimewa itu dengan mata kepalanya langsung.
“Saya seorang ibu yang sudah berusia 60 tahun bisa berjalan kaki melakukan ini,” ujar Maria.
Beberapa jam sebelumnya, Paus Fransiskus menghadiri acara dialog antar-agama di Masjid Istiqlal, Jakarta, dalam kunjungan hari ketiga di Indonesia pada Kamis (05/09). Paus berharap para pemimpin agama dapat memikul tanggung jawab untuk menjaga keharmonisan.
Dalam pidatonya, Paus menyatakan kekagumannya terhadap toleransi beragama yang berlangsung di Indonesia dan bagaimana toleransi itu disimbolkan dalam Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Gereja Katedral dengan Istiqlal.
Paus berpesan supaya keragaman ini tidak dinodai dengan paksaan atas dogma satu sama lain dan berharap agar penghargaan terhadap keyakinan masing-masing tidak jatuh dalam fundamentalisme yang keras.
"Kadang-kadang kita berpikir bahwa perjumpaan antara agama-agama adalah soal mencari titik temu antara doktrin dan pengakuan agama yang berbeda dengan segala cara. Kenyataannya, pendekatan semacam itu bisa saja berakhir dengan memecah belah kita, karena doktrin dan dogma masing-masing pengalaman keagamaan berbeda," ujar Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal, Kamis (05/09).