Penyelidikan terhadap gelondongan kayu yang terseret saat bencana banjir bandang di sejumlah wilayah Sumatra menemui titik terang. Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengungkap bahwa tim gabungan menemukan sejumlah batang kayu dengan bekas potongan gergaji mesin (chainsaw) — temuan ini memunculkan dugaan kuat bahwa kayu tersebut berasal dari aktivitas penebangan, bukan dari tumbang alami.
Dalam jumpa pers di Mabes Polri, ia menjelaskan bahwa tim gabungan bersama Kementerian Kehutanan Republik Indonesia (Kemenhut) sudah mulai menyusuri daerah aliran sungai dari hulu menuju hilir, mencoba menelusuri asal usul kayu gelondongan tersebut.
Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menambahkan bahwa sampel kayu sudah dikumpulkan dan akan dianalisis menggunakan teknologi identifikasi kayu otomatis (AIKO). Dengan metode ini, tim akan meneliti apakah kayu tersebut dipotong menggunakan alat atau terlepas secara alami — langkah awal penting dalam mengungkap apakah terdapat praktik penebangan liar terkait banjir.
Pemerintah telah membentuk satuan tugas gabungan yang menggabungkan kepolisian, lembaga kehutanan, dan satgas pengawasan kawasan hutan. Bila hasil penyelidikan menunjukkan indikasi pelanggaran hukum — seperti penebangan ilegal — pihak berwenang berjanji akan menindak tegas demi mencegah tragedi serupa terulang.
Temuan ini penting bukan hanya dari sisi hukum dan lingkungan, tetapi juga memberi gambaran bahwa bencana banjir di Sumatra tidak sepenuhnya disebabkan cuaca ekstrem — namun kemungkinan besar diperparah oleh kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia.
