Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas berwenang Korea Selatan (Korsel), Kantor Investigasi Korupsi (CIO), membatalkan rencana penangkapan paksa Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan dan kini diskors dari jabatan, di kediamannya di Seoul, Jumat (3/1/2025). Hal ini disampaikan langsung oleh Kantor Investigasi Korupsi (KPK), Korsel.
Dalam pemaparannya, lembaga itu menyebut adanya kebuntuan dalam aksi penangkapan tersebut dengan pengawal Yoon. Selain itu, disebutkan juga bahwa bila aksi penangkapan dilakukan, ada potensi bahaya yang mengancam para penyidik.
"Sehubungan dengan pelaksanaan surat perintah penangkapan hari ini, ditetapkan bahwa eksekusi secara efektif tidak mungkin dilakukan karena kebuntuan yang sedang berlangsung. Kekhawatiran akan keselamatan personel di lokasi menyebabkan keputusan untuk menghentikan eksekusi," ujar lembaga itu dikutip AFP.
Yoon dicabut dari tugas kepresidenannya oleh parlemen atas pernyataan darurat militernya yang berumur pendek bulan lalu. Putusan pengadilan konstitusi sedang menunggu apakah akan mengkonfirmasi pemakzulan tersebut.
Tindakan dramatis Yoon menjerumuskan Korsel ke dalam krisis politik terburuknya dalam beberapa dekade. Pemimpin konservatif itu saat ini menghadapi tuntutan pidana pemberontakan, yang dapat mengakibatkan hukuman penjara seumur hidup atau bahkan hukuman mati.
Kekacauan semakin dalam minggu lalu ketika penggantinya, Han Duck Soo, juga dimakzulkan oleh parlemen. Ia gagal menandatangani rancangan undang-undang untuk investigasi terhadap Yoon.
Sebagai mantan jaksa, Yoon telah dipanggil tiga kali untuk diinterogasi. Namun ia menolak untuk hadir setiap kali pemanggilan dan akhirnya memancing pejabat berwenang mengeluarkan surat perintah penangkapan
Selain dugaan pemberontakan, Yoon juga tengah diselidiki oleh jaksa penuntut umum serta tim gabungan yang terdiri dari polisi dan pejabat anti korupsi, atas dugaan skandal suap yang berpusat di istrinya, Kim Keon Hee.
Sebelum digulingkan, Yoon sebetulnya telah meminta maaf atas skandal tersebut, namun menolak agar istrinya diperiksa. Ia kemudian menuding oposisinya dari Partai Demokrat memenangkan pemilihan parlemen April lalu dengan bantuan peretas Korea Utara.
Perlu diketahui upaya penangkapan Yoon sudah dilakukan sejak Jumat pagi. Namun, mengutip AFP, dilaporkan pula satuan militer di dalam kompleks kediaman resmi telah menghalau upaya penyidik.
CIO akan menangkap Yoon dan membawanya ke kantor mereka di Gwacheon dekat Seoul untuk diinterogasi. Setelah itu, ia dapat ditahan hingga 48 jam berdasarkan surat perintah yang ada.
Lalu penyidik perlu mengajukan surat perintah penangkapan lain untuk menahannya. Saat ini Yoon terancam hukuman penjara bahkan yang terburuk hukuman mati.
sumber artikel..suksesslot