Jenazah Pendaki Brasil Juliana Marins Dievakuasi dari Gunung Rinjani

· 3 min read
dynasty4dtoto-gifoasistogel-gif
Jenazah Pendaki Brasil Juliana Marins Dievakuasi dari Gunung Rinjani

Jenazah Pendaki Asal Brasil Akhirnya Dievakuasi dari Jurang Gunung Rinjani Setelah Empat Hari Pencarian

Mataram, NTB – 27 Juni 2025

Setelah melalui proses pencarian dan evakuasi yang melelahkan selama empat hari, tim SAR gabungan akhirnya berhasil mengevakuasi jenazah Juliana De Souza Pereira Marins, pendaki asal Brasil yang terjatuh di jurang Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.

Juliana, perempuan berusia 27 tahun asal Brasil, dilaporkan tergelincir dan jatuh ke jurang sedalam sekitar 600 meter di kawasan puncak Rinjani, Sabtu, 21 Juni 2025, saat mendaki melalui jalur Sembalun. Menurut keterangan saksi dan pemandu, korban terpeleset di medan terjal berkemiringan lebih dari 80 derajat, saat hendak turun dari Plawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak.

Tim SAR sempat kesulitan menemukan titik pasti keberadaan korban karena curamnya medan dan cuaca yang kerap berubah drastis di kawasan tersebut. Berbagai upaya dilakukan, termasuk penggunaan drone termal untuk melacak posisi korban. Akhirnya, pada Selasa malam, jenazah ditemukan di dasar jurang dan langsung dilakukan proses evakuasi yang berlangsung hingga Rabu pagi, 25 Juni.

Evakuasi berlangsung dramatis dan penuh risiko. Tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, Brimob, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, dan relawan lokal harus melakukan vertical rescue dari tebing curam, dengan bantuan tali dan alat panjat. Setelah berhasil diangkat, jenazah Juliana dibawa turun ke Pos Sembalun dan selanjutnya diterbangkan ke RS Bhayangkara Mataram untuk proses identifikasi dan autopsi.

Pihak keluarga yang datang dari Brasil mengungkapkan duka mendalam atas peristiwa ini. Namun, mereka juga menyampaikan kritik terhadap lambannya proses penyelamatan dan dugaan kurangnya koordinasi di awal pencarian. Bahkan, sejumlah netizen Brasil turut mengecam standar keselamatan di jalur pendakian Rinjani yang dianggap minim perlindungan, terutama di jalur-jalur berbahaya.

Tragedi ini menjadi sorotan internasional dan memicu seruan evaluasi terhadap tata kelola pendakian di Taman Nasional Gunung Rinjani. Pihak Balai Taman Nasional menyatakan akan melakukan peninjauan ulang terhadap protokol keselamatan, termasuk rencana pemasangan pagar pengaman di titik rawan serta peningkatan pelatihan untuk pemandu lokal.

Jenazah Juliana kini telah dipulangkan ke Brasil untuk proses pemakaman oleh keluarganya. Meski takdir berkata lain, tragedi ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dan mitigasi risiko dalam aktivitas pendakian di gunung-gunung tinggi Indonesia.

Logo
Copyright © 2025 Tumble. All rights reserved.