Imbas Sengketa Perbatasan, Kamboja Hentikan Impor BBM dari Thailand

· 3 min read
dynasty4dtoto-gifoasistogel-gif
Imbas Sengketa Perbatasan, Kamboja Hentikan Impor BBM dari Thailand

Imbas Sengketa Perbatasan, Kamboja Hentikan Impor BBM dari Thailand

PHNOM PENH – Ketegangan antara Kamboja dan Thailand kembali memanas, menyusul insiden baku tembak di wilayah perbatasan yang menewaskan satu tentara Kamboja pada akhir Mei 2025. Sebagai bentuk respons atas insiden tersebut, Pemerintah Kamboja mengambil langkah tegas dengan menghentikan seluruh impor bahan bakar minyak (BBM) dari Thailand.

Keputusan ini diumumkan secara resmi oleh Wakil Perdana Menteri Kamboja, Hun Many, dalam konferensi pers di Phnom Penh. Ia menegaskan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari upaya mempertahankan kedaulatan negara di tengah memanasnya konflik wilayah. “Kami tidak akan diam ketika tanah air kami dilanggar. Penghentian impor BBM ini adalah sinyal kuat bahwa Kamboja tidak bisa diabaikan,” tegasnya saat memimpin aksi solidaritas yang dihadiri ribuan warga.

Selain penghentian impor BBM, Kamboja juga telah melarang masuknya produk-produk konsumsi dari Thailand, termasuk buah, sayuran, hingga tayangan drama dan hiburan asal negeri gajah putih itu. Pos-pos perbatasan di beberapa wilayah juga ditutup, sementara akses pasokan listrik dan internet dari Thailand turut dibatasi.

Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, dalam pernyataannya menyatakan bahwa pihaknya tetap membuka ruang diplomasi untuk menyelesaikan konflik, namun tidak menutup kemungkinan membawa sengketa ini ke Mahkamah Internasional (ICJ) jika jalur bilateral tak membuahkan hasil. “Kamboja mengutamakan perdamaian, tapi tidak akan ragu menggunakan jalur hukum internasional jika dipaksa,” ujarnya.

Sementara itu, Pemerintah Thailand menyatakan bahwa mereka lebih memilih menyelesaikan sengketa melalui Komite Batas Bersama (Joint Boundary Committee/JBC) dan menolak opsi pengajuan ke ICJ. Pemerintah Bangkok juga meningkatkan kehadiran militer di perbatasan dan memperketat pengawasan di sejumlah pos lintas negara.

Ketegangan ini mengundang keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk negara-negara ASEAN. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, telah mengajukan diri sebagai mediator dan menyerukan agar kedua negara menahan diri serta mengutamakan penyelesaian damai.

Kawasan strategis yang dikenal sebagai “Segitiga Zamrud”, yang menjadi titik temu antara wilayah Kamboja, Thailand, dan Laos, disebut-sebut sebagai pusat sengketa yang belum tuntas. Lokasi ini diyakini menyimpan potensi sumber daya alam, termasuk minyak dan gas, yang menjadikannya semakin diperebutkan.

Penghentian impor BBM dari Thailand diperkirakan akan berdampak langsung terhadap pasokan energi dalam negeri Kamboja. Para analis memperingatkan kemungkinan lonjakan harga dan distribusi bahan bakar yang terganggu dalam beberapa pekan ke depan jika konflik tidak segera diredakan.

Kondisi ini menempatkan kedua negara dalam situasi genting. Sementara Kamboja berupaya menunjukkan ketegasan politik dan nasionalisme, tekanan ekonomi dalam negeri juga menjadi tantangan yang harus dikelola. Di sisi lain, langkah-langkah balasan ini berpotensi memperburuk hubungan diplomatik dan mengganggu stabilitas kawasan Asia Tenggara secara lebih luas.

Logo
Copyright © 2025 Tumble. All rights reserved.