Dulu, SKW adalah salah satu wajah yang sering muncul di layar kaca. Ia bukan bintang utama, mungkin bukan pemeran yang dielu-elukan, tapi perannya dalam sinetron drama kolosal cukup diingat oleh penonton setianya. Dengan wajah yang khas dan akting yang cukup meyakinkan, ia mengisi hari-hari masyarakat Indonesia dalam tayangan-tayangan bersetting kerajaan dan sejarah.
Namun seiring waktu, dunia hiburan berubah. Popularitas pun memudar. Proyek demi proyek mulai berkurang. Dan seperti banyak artis yang meredup tanpa sorotan media, kehidupan SKW perlahan tenggelam dalam bayang-bayang. Ia mencoba bertahan. Pindah profesi. Kini bekerja sebagai karyawan swasta biasa—jauh dari glamornya dunia hiburan yang dulu pernah ia cicipi.
Hingga akhirnya, pada suatu hari di bulan April 2025, semua berubah drastis.
Siang itu, SKW mendatangi Lippo Mall Kemang, salah satu pusat perbelanjaan elit di Jakarta Selatan. Penampilannya biasa saja, tidak menarik perhatian. Ia masuk ke sebuah toko, memilih barang, dan melakukan pembayaran. Kasir menerima uang tunai darinya. Tidak ada yang aneh. Transaksi pun selesai.
Apa yang tidak diketahui kasir saat itu, adalah bahwa uang yang diserahkan SKW bukan uang asli. Uang itu palsu.
Merasa aksinya berjalan mulus, SKW kembali ke toko yang sama beberapa saat kemudian. Kali ini, ia menghadapi kasir yang berbeda. Uang diserahkan seperti biasa. Namun nasib berkata lain—kasir kedua ini memeriksa uang tersebut dengan alat pendeteksi sinar UV. Dan hasilnya jelas: uang itu palsu. Transaksi langsung dibatalkan.
Tapi yang mengejutkan, SKW tidak langsung pergi. Ia malah berpindah ke toko lain di mal itu. Kali ini, ia mencoba membayar dengan 11 lembar uang palsu pecahan seratus ribu rupiah. Tapi lagi-lagi, uang itu tidak diterima. Kecurigaan pun menyebar cepat di antara petugas toko.
Pihak keamanan mal segera bertindak. Mereka menahan SKW dan menghubungi pihak kepolisian. Tak lama, polisi datang dan mengamankan SKW. Saat diperiksa, mereka dikejutkan oleh temuan besar—dari tangan SKW ditemukan uang palsu senilai lebih dari Rp223 juta. Total ada 2.235 lembar pecahan Rp100 ribu yang diduga palsu.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkap fakta yang lebih memprihatinkan. Ini bukan kali pertama SKW melakukan hal tersebut. Ia sudah beberapa kali mencoba bertransaksi dengan uang palsu di berbagai tempat. Entah karena tekanan hidup, keputusasaan, atau hal lain yang belum terungkap, ia memilih jalan yang salah.
Kini, SKW harus menghadapi kenyataan pahit. Ia ditahan dan harus menjalani proses hukum. Dari panggung sandiwara di sinetron, kini ia berada di ruang interogasi dengan tangan diborgol. Dunia yang dulu mengenalnya sebagai bagian dari cerita-cerita besar kerajaan, kini mengenalnya sebagai bagian dari berita kriminal.
Kisah SKW jadi potret suram tentang bagaimana kehidupan bisa berubah drastis. Dari lampu sorot kamera ke lampu terang ruang tahanan. Dari naskah cerita di layar kaca ke berkas dakwaan di meja penyidik. Sebuah kisah nyata yang meninggalkan pertanyaan: bagaimana seseorang bisa jatuh sedalam ini? Dan berapa banyak lagi yang diam-diam menyimpan cerita serupa?
