Industri film Korea Selatan menghadapi tantangan signifikan pasca-pandemi, dengan jumlah penonton bioskop yang jauh menurun dibandingkan sebelum 2019.Pada tahun 2024, total kunjungan bioskop tercatat 123 juta, turun 1,6% dibandingkan tahun sebelumnya dan masih 45,6% di bawah angka 226 juta pada 2019 . Fenomena ini dikenal sebagai "polarisasi box office", di mana hanya film-film besar yang berhasil menarik banyak penonton, sementara film dengan anggaran menengah kesulitan untuk mendapatkan audiens .
Strategi Pemulihan Industri Film Korea
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah Korea Selatan melalui Korean Film Council (KOFIC) telah meluncurkan beberapa inisiatif strategis:
Dukungan untuk Film Anggaran Menengah
KOFIC mengalokasikan dana sekitar 10 miliar won (sekitar $6,94 juta) untuk mendukung produksi film dengan anggaran antara 2 hingga 8 miliar won. Setiap proyek terpilih dapat menerima hingga 30% dari biaya produksi, dengan batas maksimum 1,5 miliar won per film. Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk menghidupkan kembali industri film lokal dengan mendukung produksi film-film yang dapat menarik sekitar 1 juta penonton, yang secara kolektif dapat menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dibandingkan satu film blockbuster dengan lebih dari 10 juta penonton .
Diversifikasi Konten di Bioskop
Rantai bioskop seperti CJ CGV dan Lotte Cinema mulai menawarkan berbagai jenis konten selain film tradisional, seperti konser musik, acara olahraga, dan pengalaman peran (role-playing). Misalnya, Lotte Cinema meluncurkan layanan "Live Cinema" di cabangnya di Hongdae, yang memungkinkan pengunjung untuk menikmati acara peran di dalam bioskop. CJ CGV juga menawarkan permainan escape room dan mengubah salah satu teaternya menjadi lapangan golf mini untuk menarik pengunjung kembali ke bioskop .
Investasi dalam Konten Global
Pemerintah Korea Selatan berencana untuk membentuk dana sebesar 1 triliun won (sekitar $752 juta) hingga tahun 2028 untuk mendukung produksi konten video premium yang dapat bersaing di pasar global. Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk meningkatkan ekspor konten video Korea dan menciptakan setidaknya lima karya yang dapat memenangkan penghargaan internasional seperti Emmy atau Academy Awards .
Tantangan dan Harapan
Meskipun langkah-langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dan industri untuk memulihkan industri film Korea, tantangan besar masih ada. Penurunan jumlah penonton bioskop dan dominasi platform streaming global menjadi hambatan utama. Namun, dengan dukungan kebijakan yang tepat dan inovasi dalam konten, ada harapan bahwa industri film Korea dapat kembali bangkit dan bersaing di pasar global.
Sebagai tambahan, pemerintah juga berencana untuk mengembangkan area seluas 3,3 kilometer persegi yang didedikasikan untuk produksi film, drama, musik, dan seni lainnya hingga tahun 2035. Area ini akan dilengkapi dengan sekolah khusus untuk hiburan dan fasilitas produksi konten, serta replika istana dinasti Joseon untuk mendukung produksi film dan drama sejarah, serta menarik wisatawan .
Dengan langkah-langkah strategis ini, Korea Selatan berharap dapat mengembalikan kejayaan industri filmnya dan memperkuat posisinya sebagai pusat budaya global.