Sisi Lain Green Day yang Lebih dari Sekedar Punk Rock: Bersuara lantang di Kancah Politik

· 2 min read
dynasty4dtoto-gifoasistogel-gif
Sisi Lain Green Day yang Lebih dari Sekedar Punk Rock: Bersuara lantang di Kancah Politik

Lebih dari Sekadar Punk Rock: Green Day Bersuara Lantang di Kancah Politik Internasional

Jakarta – Green Day, band punk rock legendaris asal California, kembali membuktikan bahwa musik mereka bukan sekadar dentuman drum dan distorsi gitar. Di tengah gegap gempita festival Coachella 2025, Green Day tampil dengan kejutan: kritik politik tajam yang disisipkan dalam penampilan mereka.

Dalam salah satu segmen paling mencolok malam itu, sang vokalis Billie Joe Armstrong mengubah lirik lagu ikonis American Idiot menjadi “I’m not a part of the MAGA agenda”, menyinggung langsung kelompok pendukung Donald Trump dan arah politik konservatif Amerika Serikat. Aksi tersebut sontak mendapat sorakan dari penonton sekaligus mencuri perhatian media global.

Namun, ini bukan pertama kalinya Green Day bersuara lantang di ranah politik. Sejak awal 2000-an, terutama lewat album American Idiot (2004), mereka sudah menyuarakan ketidakpuasan terhadap pemerintahan Presiden George W. Bush. Lagu-lagu seperti Holiday dan American Idiot menjadi simbol perlawanan generasi muda terhadap propaganda, media, dan intervensi militer AS di Timur Tengah.

Pada 2009, lewat single Know Your Enemy, mereka menyerukan perlawanan terhadap ketidakadilan dan kekuasaan yang menindas. Lagu tersebut menjadi anthem politik baru yang menempati puncak tangga lagu rock AS.

Tak hanya lewat musik, Green Day juga dikenal aktif menyuarakan dukungan terhadap berbagai gerakan sosial seperti hak LGBTQ+, reformasi imigrasi, hingga keadilan rasial. Kolaborasi mereka dengan U2 dalam lagu The Saints Are Coming juga mengkritisi lambannya respons pemerintah AS terhadap korban Badai Katrina.

Di Coachella tahun ini, mereka juga mengganti lirik lagu Jesus of Suburbia untuk menyentil situasi geopolitik global, khususnya konflik Israel-Palestina, sebuah langkah berani yang kembali mempertegas posisi mereka sebagai musisi yang tak sekadar menghibur, tetapi juga menyuarakan perlawanan.

Melalui lirik, panggung, dan aksi sosial mereka, Green Day terus membuktikan bahwa punk rock bisa menjadi medium perubahan sosial. Di usia lebih dari tiga dekade berkarya, mereka tetap relevan—tak hanya dalam musik, tetapi juga dalam perjuangan ide dan nilai.

Logo
Copyright © 2025 Tumble. All rights reserved.