Momen Hari Anak Nasional 2025, DPR Usulkan Kurikulum Cegah Pencabulan

· 3 min read
dynasty4dtoto-gifoasistogel-gif
Momen Hari Anak Nasional 2025, DPR Usulkan Kurikulum Cegah Pencabulan

Hari Anak Nasional 2025, DPR Usulkan Kurikulum Cegah Kekerasan Seksual Sejak Dini

Jakarta, 23 Juli 2025 — Memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2025 yang jatuh pada hari ini, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mendorong pemerintah agar segera merumuskan dan menerapkan kurikulum pendidikan khusus untuk mencegah kekerasan seksual terhadap anak. Usulan ini muncul di tengah meningkatnya kasus kekerasan seksual yang melibatkan anak-anak sebagai korban, baik di lingkungan sekolah, keluarga, maupun ruang publik.

Dalam pernyataannya, Anggota Komisi IX DPR RI, Ashabul Kahfi, menyebut bahwa perlindungan anak tak cukup hanya dengan regulasi dan penindakan hukum. “Pendidikan adalah garda depan. Kita harus memberi anak-anak pemahaman yang tepat tentang tubuh mereka, tentang batasan, dan bagaimana mengatakan ‘tidak’,” ujarnya dalam sebuah diskusi publik bertajuk Anak Aman, Bangsa Tangguh yang digelar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Komisi VIII DPR juga mendesak agar kurikulum edukasi seksual berbasis perlindungan dimasukkan ke dalam pelajaran di jenjang PAUD hingga SMA. Wakil Ketua Komisi VIII, Selly Andriany Gantina, menyebut bahwa masih banyak sekolah yang menghindari pembahasan soal kekerasan seksual karena dianggap tabu. “Justru karena kita diam, predator merasa aman,” tegasnya.

Sementara itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) melaporkan bahwa sepanjang semester pertama tahun 2025, lebih dari 3.100 kasus kekerasan seksual terhadap anak tercatat secara nasional. Angka ini dikhawatirkan hanya sebagian kecil dari kasus sebenarnya, mengingat banyak korban enggan melapor karena takut atau malu.

Sebagai bentuk konkret, DPR mengusulkan tiga langkah utama:

Integrasi modul pencegahan kekerasan seksual dalam kurikulum nasional,

Pelatihan guru dan tenaga pendidik untuk mendeteksi dan menangani tanda-tanda kekerasan,

Pembentukan sistem pelaporan yang ramah anak di setiap sekolah, bekerja sama dengan KPAI dan KemenPPPA.

Langkah ini mendapat dukungan dari sejumlah organisasi masyarakat dan psikolog anak. Menurut Psikolog Pendidikan, Dr. Irma Hapsari, pendidikan perlindungan diri sejak dini sangat penting, selama disampaikan dengan bahasa dan pendekatan yang sesuai usia. “Ini bukan mengajarkan seks, tapi mengajarkan rasa aman,” jelasnya.

Perayaan Hari Anak Nasional 2025 sendiri mengusung tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju”, dengan serangkaian kegiatan edukatif dan kampanye daring di berbagai kota besar. Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di Istana Negara pagi tadi juga menegaskan komitmen negara dalam melindungi setiap anak dari kekerasan. “Tak boleh ada lagi ruang aman bagi pelaku kekerasan. Anak-anak Indonesia harus tumbuh bebas, bahagia, dan bermartabat,” ujarnya.

Penutup

Usulan DPR untuk menghadirkan kurikulum pencegahan kekerasan seksual menjadi sorotan penting dalam peringatan Hari Anak Nasional tahun ini. Jika benar-benar diimplementasikan secara nasional, langkah ini bisa menjadi tonggak perubahan besar dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan, serta memperkuat mental dan karakter anak-anak Indonesia sejak dini.

Logo
Copyright © 2025 Tumble. All rights reserved.