Jelang Nyepi, Umat Hindu Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga dan Pawai Ogoh-ogoh

· 5 min read
dynasty4dtoto-gifoasistogel-gif
Jelang Nyepi, Umat Hindu Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga dan Pawai Ogoh-ogoh

Menjelang perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1947, umat Hindu di Indonesia memulai rangkaian tradisi yang penuh makna, salah satunya adalah Upacara Tawur Agung Kesanga dan Pawai Ogoh-ogoh. Upacara ini, yang dilakukan menjelang hari Nyepi, memiliki tujuan untuk membersihkan alam semesta dan segala isinya dari energi negatif, serta menciptakan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan.

Upacara Tawur Agung Kesanga

Tahun 2025, Upacara Tawur Agung Kesanga dilaksanakan pada Jumat, 28 Maret. Upacara ini menjadi bagian integral dari rangkaian perayaan Nyepi yang dimulai dengan Melasti, dilanjutkan dengan Tawur Agung Kesanga, kemudian Pengerupukan, dan akhirnya Nyepi itu sendiri. Tawur Agung Kesanga dianggap sebagai momen sakral untuk menyucikan alam semesta, baik secara spiritual maupun fisik. Di upacara ini, umat Hindu membuat persembahan yang diletakkan di sepanjang jalan atau di tempat-tempat tertentu, sebagai simbol permohonan agar alam semesta selalu diberkahi dan dilindungi dari hal-hal buruk.

Di beberapa daerah, seperti Candi Prambanan di Jawa Tengah, umat Hindu melakukan upacara ini secara besar-besaran. Tradisi ini menjadi momen untuk merenung dan berdoa, serta mempererat hubungan antara sesama umat Hindu dan dengan alam sekitar.

Pawai Ogoh-ogoh

Sebagai bagian dari perayaan Tawur Agung Kesanga, umat Hindu juga menggelar Pawai Ogoh-ogoh, yang merupakan tradisi unik yang selalu ditunggu-tunggu. Ogoh-ogoh adalah patung raksasa yang terbuat dari bahan ringan seperti bambu dan kertas. Patung-patung ini menggambarkan berbagai makhluk mitologi atau simbol negatif yang perlu dibersihkan dari kehidupan manusia. Pawai Ogoh-ogoh ini tidak hanya menjadi ajang kreativitas bagi umat Hindu, tetapi juga simbol pembersihan, penyingkiran energi buruk, dan niat untuk memasuki hari Nyepi dengan hati yang bersih dan murni.

Pawai ini diarak dengan meriah di sepanjang jalan, dengan warga setempat turut menyaksikan dan mendukung acara ini. Setelah pawai, ogoh-ogoh yang sudah dibawa keliling ini kemudian dibakar, yang melambangkan penyingkiran segala bentuk kejahatan dan keburukan dari kehidupan manusia. Proses pembakaran ini dianggap sebagai simbol untuk mengusir energi negatif dan membawa kedamaian serta keseimbangan bagi seluruh umat.

Contoh dari pelaksanaan Pawai Ogoh-ogoh ini dapat ditemukan di berbagai daerah. Di Blitar, misalnya, sekitar 51 ogoh-ogoh dengan berbagai ukuran dan rupa diarak keliling Taman Idaman Hati. Meski jumlah peserta sedikit lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini tetap menjadi sebuah perayaan yang penuh kegembiraan. Meskipun umat Hindu merayakan Upacara Tawur Agung dan Pawai Ogoh-ogoh, mereka juga tetap menghormati umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa, yang membuat jumlah peserta sedikit berkurang.

Di Malang, Jawa Timur, perayaan serupa juga dilakukan dengan menggelar upacara Tawur Agung Kesanga dan pawai ogoh-ogoh di Lapangan Rampal. Di sini, umat Hindu merayakan Tilem Sasih Kesanga, yang bertepatan dengan hari menjelang Nyepi. Pawai ini menampilkan arak-arakan patung Bhuta Kala, simbol dari kejahatan dan energi negatif, yang kemudian dibakar sebagai bagian dari proses penyucian.

Makna dan Nilai-Nilai dalam Perayaan

Seluruh rangkaian perayaan ini, mulai dari Tawur Agung Kesanga hingga Pawai Ogoh-ogoh, mengandung makna mendalam. Selain sebagai bentuk pembersihan dan penyucian diri, tradisi ini juga mencerminkan kekayaan budaya Hindu yang sudah berlangsung turun-temurun di Indonesia. Momen ini menjadi kesempatan bagi umat Hindu untuk kembali merenung dan merefleksikan diri sebelum memasuki hari Nyepi, yang dikenal sebagai hari untuk beristirahat total, tidak melakukan aktivitas apapun, dan berfokus pada introspeksi diri.

Pawai Ogoh-ogoh yang meriah, dengan arak-arakan patung-patung raksasa yang berwarna-warni, menunjukkan kreativitas dan semangat gotong-royong umat Hindu dalam menyambut hari suci ini. Sementara itu, Upacara Tawur Agung Kesanga mengingatkan kita untuk selalu menjaga keseimbangan alam dan hidup berdampingan dengan penuh kedamaian.

Selain itu, rangkaian upacara ini juga menjadi simbol dari kebersamaan dan toleransi antar umat beragama di Indonesia. Walaupun umat Hindu merayakan upacara ini dengan penuh semangat, mereka tetap menghargai umat agama lain, seperti umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa. Ini memperlihatkan bagaimana kerukunan antar umat beragama dapat terjaga dengan baik, bahkan dalam perayaan yang penuh tradisi seperti ini.

Secara keseluruhan, Upacara Tawur Agung Kesanga dan Pawai Ogoh-ogoh menjadi bagian penting dalam merayakan Hari Raya Nyepi, yang tidak hanya menyucikan diri dan alam, tetapi juga mempererat tali persaudaraan dan memperlihatkan kekayaan budaya Indonesia.

Logo
Copyright © 2025 Tumble. All rights reserved.