INZS 2025, Dino Patti Djalal: "Climate Thanos" Jadi Musuh Kita Bersama

· 3 min read
dynasty4dtoto-gifoasistogel-gif
INZS 2025, Dino Patti Djalal: "Climate Thanos" Jadi Musuh Kita Bersama

Dino Patti Djalal di INZS 2025: “Climate Thanos” Adalah Musuh Bersama Umat Manusia

Jakarta, 26 Juli 2025 — Dalam pidato pembukaan Indonesia Net-Zero Summit (INZS) 2025, tokoh diplomasi iklim Indonesia, Dino Patti Djalal, menyampaikan pesan tegas tentang ancaman perubahan iklim yang kini telah mencapai titik kritis. Ia menyebut krisis iklim sebagai "Climate Thanos" — musuh bersama yang menyerang umat manusia setiap hari dengan badai, kekeringan, banjir, gelombang panas, dan polusi udara.

"Perubahan iklim bukan sekadar isu lingkungan. Ini adalah musuh eksistensial umat manusia. Kita sedang menghadapi Perang Dunia Ketiga, tapi bukan dengan bom atau tank, melainkan dengan suhu panas dan kerusakan ekosistem," ujar Dino dalam forum yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) tersebut.

Mengangkat tema “Raising Indonesia’s Game: Staying Climate-Focused in Times of Great Distraction”, INZS 2025 menyoroti pentingnya konsistensi dalam kebijakan iklim meskipun dunia tengah dilanda berbagai gangguan — mulai dari konflik geopolitik, krisis pangan, hingga tekanan ekonomi global.

Dino menyerukan agar Indonesia meningkatkan ambisinya dalam menghadapi krisis iklim. Ia mendorong pemerintah untuk mengirimkan Second Nationally Determined Contribution (NDC) dengan target yang lebih progresif, membentuk Dewan Iklim Presiden, serta memastikan transisi energi melalui peran aktif PLN. Ia juga menekankan bahwa kebijakan iklim harus menjadi bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional.

Lebih lanjut, Dino mengapresiasi komitmen pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan 100% energi terbarukan dalam satu dekade mendatang. Menurutnya, hal ini membuka peluang besar bagi Indonesia untuk mengambil peran sebagai pemimpin global dalam diplomasi iklim, terutama di tengah kecenderungan negara-negara maju yang kini lebih fokus pada isu geopolitik.

“Indonesia, sebagai salah satu negara tropis terbesar, punya kekuatan moral dan geografis untuk menjadi superpower lingkungan. Dunia menunggu kita tampil sebagai pelopor,” tegas Dino.

Ia juga menyampaikan bahwa beberapa negara berkembang telah lebih dulu memimpin transisi energi bersih. Brasil, misalnya, sudah mencapai 90% energi terbarukan, sementara Islandia, Bhutan, Nepal, dan Ethiopia bahkan mencapai 100%. Dino mengajak Indonesia untuk tidak tertinggal dalam perlombaan global ini.

Sebagai penutup, Dino memberikan pesan khusus kepada generasi muda Indonesia, yang ia sebut sebagai “generasi penyelamat dunia”. Menurutnya, tantangan iklim adalah panggilan sejarah — bukan sekadar isu teknis atau akademis, melainkan perjuangan untuk menyelamatkan masa depan bumi.

“Kalau kita gagal menanggulangi krisis iklim, maka mimpi besar seperti ‘Indonesia Emas 2045’ akan tinggal angan. Tapi jika kita berhasil, generasi ini akan dikenang sebagai penyelamat peradaban,” tutupnya dengan penuh harapan.

Logo
Copyright © 2025 Tumble. All rights reserved.