BMKG: Baru 11 Persen Wilayah Indonesia Masuki Musim Kemarau, Sebagian Besar Jawa Masih Diguyur Hujan
Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa hingga akhir Mei 2025, hanya sekitar 11 persen wilayah Indonesia yang telah resmi memasuki musim kemarau. Kondisi ini menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Tanah Air, termasuk sebagian besar Pulau Jawa, masih berada dalam masa peralihan dengan curah hujan yang cukup tinggi.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa musim kemarau tahun ini mengalami kemunduran dibandingkan rata-rata klimatologis. Wilayah yang sudah memasuki musim kemarau sebagian besar berada di Nusa Tenggara dan sebagian kecil wilayah selatan Sumatera dan Kalimantan.
“Sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Jawa, Bali, dan sebagian Sulawesi, masih mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Ini karena posisi matahari masih berada di sekitar ekuator dan belum terjadi dominasi angin timur yang membawa massa udara kering,” jelas Dwikorita dalam keterangan pers di Jakarta, Senin (27/5).
BMKG memprediksi bahwa puncak musim kemarau akan terjadi pada periode Juni hingga Agustus 2025. Namun, durasinya diperkirakan lebih pendek dari biasanya. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi iklim global yang saat ini berada dalam fase netral, setelah berakhirnya fenomena La Niña.
Meski memasuki musim kemarau, BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir lokal dan tanah longsor, yang masih bisa terjadi di wilayah-wilayah yang belum sepenuhnya kering.
BMKG juga mengimbau para petani, pelaku sektor pertanian, dan pemerintah daerah untuk memperhatikan perkembangan prakiraan musim agar dapat menyesuaikan pola tanam dan mitigasi bencana secara tepat.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai perkembangan cuaca dan musim, masyarakat dapat mengakses situs resmi BMKG di www.bmkg.go.id.