Berlin, 30 Juni 1934 — Malam Berdarah yang Mengubah Sejarah Jerman
Dalam salah satu aksi paling brutal dalam sejarah politik modern Jerman, Adolf Hitler memimpin pembersihan internal partai Nazi yang menewaskan puluhan hingga ratusan orang — termasuk sekutunya sendiri. Peristiwa yang kini dikenal sebagai "Malam Pisau Panjang" terjadi sepanjang akhir pekan, 30 Juni hingga awal Juli 1934, dan menandai awal kekuasaan absolut Hitler sebagai diktator Jerman.
Ketegangan telah lama membara di dalam tubuh Partai Nazi. Kelompok paramiliter Sturmabteilung (SA), yang telah berjasa besar membawa Hitler ke tampuk kekuasaan, semakin dipandang sebagai ancaman. Dipimpin oleh Ernst Röhm, SA memiliki lebih dari tiga juta anggota dan mulai menuntut revolusi sosial yang lebih radikal — termasuk keinginan Röhm agar SA mengambil alih peran militer Jerman. Hal ini memicu kekhawatiran dari jajaran militer dan elite konservatif, yang selama ini masih menjadi kekuatan penting dalam struktur kekuasaan Reich.
Pada dini hari 30 Juni, Hitler secara pribadi memimpin penangkapan Röhm di sebuah hotel di Bad Wiessee. Röhm tidak segera dieksekusi, namun diberi pilihan untuk bunuh diri. Ketika ia menolak, ia akhirnya ditembak mati oleh regu eksekusi. Bersamaan dengan itu, operasi penangkapan dan eksekusi berlangsung serempak di seluruh Jerman.
Para korban bukan hanya pemimpin SA, tetapi juga tokoh-tokoh politik lain yang dianggap sebagai ancaman oleh Hitler. Di antaranya adalah mantan Kanselir Kurt von Schleicher dan jurnalis konservatif Gustav von Kahr. Estimasi korban tewas bervariasi, namun diperkirakan sedikitnya 85 orang dibunuh tanpa proses hukum.
Hitler kemudian membenarkan aksi tersebut sebagai langkah menyelamatkan negara dari kudeta yang direncanakan Röhm. Namun, banyak pihak menyadari bahwa ini adalah manuver politik untuk memusatkan kekuasaan dan menghilangkan semua lawan, baik dari luar maupun dalam partai Nazi sendiri.
Dampaknya segera terasa. Militer Jerman, yang sebelumnya curiga terhadap kekuatan SA, kini bersumpah setia langsung kepada Hitler. Kelompok SS, yang sebelumnya hanya sayap keamanan kecil, muncul sebagai kekuatan utama dalam struktur Nazi, menggantikan SA.
Kurang dari dua bulan setelah peristiwa ini, Presiden Paul von Hindenburg meninggal dunia. Hitler segera menggabungkan jabatan Presiden dan Kanselir, dan menyebut dirinya Führer — pemimpin tertinggi Jerman.
Dengan darah para pengikutnya sendiri sebagai saksi, Adolf Hitler telah menyingkirkan semua penghalang di jalannya menuju kekuasaan mutlak.